1.1 Evaluasi dan Pengukuran Kinerja sistem ERP
Evaluasi
dan pengukuran kinerja sistem ERP dilakukan dalam dua sudut pandang yaitu :
1. Sudut
pandang keuangan
Sudut
pandang keuangan atas kinerja sistem ERP adalah dengan penerapan serangkaian
kerja evaluasi bebasis balance scorecard (BSC). Tujuan digunakannya BSC adalah
agar mempermudah menjawab pertanyaan dari masing – masing perspektif. Macam –
mcam perspektif :
a. Perspektif
keuangan
Perspektif keuangan
membahas mengenai berapa besar biaya implementasi, dimana keuangan sistem ERP
masuk kedalam investasi modal yang melibatkan pengeluaran dan pemasukkan.
b. Perspektif
customer
Perspektif customer
adalah tingkat pelayanan kepuasan customer pada proyek implementasi ERP. Ada
dua parameter yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek implementasi ERP
yaitu :
-
Seberapa besar proses bisnis yang bisa
ditangani oleh sistem ERP
-
Beberapa transaksi yang bisa ditangani
oleh sistem dibandingkan dengan banyaknya transaksi yang tidak berhasil.
Kriteria pengukuran dari
perspektif customer menurut (ROS-2005)
Goal
|
Measure
|
Cakupan
Proses Bisnis
|
Presentase
tipe proses yang dicakup
|
Persentase
transaksi bisnis yang dicakup
|
|
Persentase
cakupan transaksi yang selesai atau tuntas
|
|
Mengurangi
Bottleneck
|
Persentase
transaksi yang tidak selesai sesuai jadwal
|
Persentase
order yang dipetakan karena waktu tanggap yang tidak kompetitif
|
c. Perspektif
proses internal
Perspektif proses
internal merupakan aspek yang menekankan pada kondisi internal untuk dapat
memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Kriteria Pengukuran dari proses
internal yaitu :
Goal
|
Measure
|
Mengurangi
Masalah Operasional
|
Jumlah
masalah pada proses order customer
|
Peresentase
problem pada proses order customer
|
|
Jumlah
problem pada proses inventori
|
|
Jumlah
problem pada pelaporan standar
|
|
Jumlah
problem pada pelaporan khusus
|
|
Ketersediaan
sistem ERP
|
Rata-rata
ketersediaan sistem
|
Rata-rata
sistem tidak tersedia
|
|
Waktu
maksimus sistem tidak tersedia
|
|
Menghindari
hambatan operasional
|
Rata-rata
waktu respon pengolahan order
|
Rata-rata
waktu respon pengolahan order pada waktu beban puncak
|
d. Perspektif
inovasi dan pembelajaran
Perspektif inovasi dan
pembelajaran merupakan aspek yang mencakup kualifikasi, ketergantungan terhadap
konsultan.
Kriteria pengukuran
Perspektif Inovasi dan Pembelajaran menurut ROS-2005
Goal
|
Measure
|
Kualifikasi
|
Jumlah
jam pelatihan per user
|
Jumlah
jam pelatihan per developer
|
|
Ketergantungan
terhadap Konsultan
|
Jumlah
hari konsultan per modul digunakan > 2 th
|
Keandalan
vendor software
|
Jumlah
release pertahun
|
Jumlah
penmbahan fungsional
|
|
Jumlah
konsumen baru
|
2. Sudut
pandang teknis
Sudut
pandang teknis menekankan pada kriteria teknis seperti MIPS ( million
instruction pee secound ) yang berhasil dilaksanakan.
Dalam
sudut pandang teknis terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
diantaranya :
-
Bentuk arsitektur aplikasi yang dikembangkan
-
pertumbuhan data,
-
populasi user serta infrastruktur
jaringan.
Ada
9 tahap yang digunakan untuk pengevaluasian dan pengukuran kinerja sistem ERP
dari beberapa aspek diantaranya :
a. Mendefinisikan
unkuran kinerja yang dibutuhkan.
b. Membuat
program program pengujian ( test bed) dengan semua komponen yang sudah
terpasang.
c. Konfigurasi
disesuaikan dengan keseluruhan infrastrukstur berdasarkan rekomendasi vendor.
d. Menjalankan
unit test untuk menjamin bahwa fungsi berjalan baik
e. Menjalankan
integration test menjamin kompatibilitas dan konektivitas antar semua komponen
f. Mengaktifkan
semua alat bantu monitoring
g. Mendefinisikan
referensi dasar waktu tanggap pada tugas utama pada kondisi beban kerja normal
h. Mendefinisikan
referensi dasar waktu tanggap berbagai beban kerja (terutama beban maksimum dan
minimum)
i.
Melakukan perubahan atau perbaikan untuk
memenuhi tuntutan kinerja yang dibutuhkan
2.2 Pemeliharaan Sistem ERP
Pada
aktifitas pemeliharaan ERP meliputi aksi koreksif untuk masalah yang ditemukan,
penyesuaian prosedur untuk fitur maupun kebutuhan baru yang ditambahkan,
pemeliharaan perspktif sebagai respons atas upgrade software dan pemeliharaan
preventif untuk adinistrasi secara berkala.
Besarnya
aktifitas yang dilakukan saat pemeliharaan, tergantung pada siklus hidup
software. Aktifitas ini akan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu.
Jenis
– jenis pemeliharaan dan tugas umumnya :
a. Koretif
Pemeliharaan
korektif adalah bagian pemeliharaan sistem untuk mengoreksi kesalahan -
kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan. Pemeliharan korektif ini mencakup kondisi penting maupun
bahaya uyang memerlukan tindakan segera mungkin. Bagi perusahaan kemampuan
untuk memperbaiki kesalahan dengan cepat sangat penting untuk kelangsungan
proses produksi.
b. Adaptif
Pemeliharaan
adaptif adalah bagian pemeliharaan yang dilakukan untuk menyesuaikan perubahan
dalam lingkungan data atau pemrosesan, serta memenuhi persyaratan pemakai baru
sehingga sistem harus terus meresponse perubhan sistem pemakai.
c. Perfektif
Pemeliharaan
perfektif adalah bagian pemeliharaan sistem dalam penyempurnaan atau
maintabilitas. Sistem ini memungkinkan untuk memenuhi persyaratan pemakai yang
sebelumnya tidak dikenal.
d. Preventif
Pemeliharan
preventif adalah pemeliharaan sistem yang terdiri dari inspeksi periodik dan
pemeliharaan sistem untuk mengungkap dan mengantisipasi kesalahan. Pemeliharaan
ini bekerja dalam sistem, sehingga seringkali menemukan cacat ( bukan kesalahan
sebenarnya ) yang menandakan permasalahan potensial. Apa bila kesalahn tidak
segera diperbaiki di tingkat awal akan mempengaruhi fungsi sistem maupun
kemampuan untuk meneliharanya dalam waktu dekat.
2.3 Anstisipasi Kegagalan Pada Sistem ERP
Beberapa
faktor penyebab kegagalan pada sistem ERP :
- Harapan
yan tidak realistis
- Isu
konsultan luar
- Kostumisasi
aplikasi yang terlalu berlebihan
- Pelatihan
yang kurang memadai
- Resiko
dan hambatan proses
- Budaya
perusahaan
- Fleksibilitas
waktu proyek
Beberapa
faktor kegagalan yang perlu diantisipasi :
1. Implementasi
yang mendasar, oleh sistem yang berpeluang gagal lebih besar dibandingkan yang
didasari oleh bisnis.
2. Adanya
pengguna yang kurang terlatih
3. Kurangnya
pemahaman mengenai aplikasi eterprise dapat mengubah bisnis
4. Kurangya
penyadaran pengguna pada setiap tindakan yang dilaukan, pada sistem dapat
berpengaruh langsung ke aspek operasional perusahaan
5. Situasi
yang tidak terduga karena adanya kesengajaan pengetahuan antara pelatihan yang
diberikan dengan yang diperlukan oleh karyawan untuk bekerja sev=cara eektif
dan efisien dalam menggunakan sistem ERP
6. Tujuan
ideal sistem ERP adalah meningkatkan proses yang integrasi internal ke
konektivitas eksternal sehingga dapat mendukung rantai nilai bisnis secara
menyeluruh.
Untuk
mencapai tujuan ERP yang ideal beberapa vendor sudah menyediakan antisipasi
strategi. para vendor mebuat produknya yang lebih fleksibel dan lebih mudah
diimplementasikan, misalnya strategi berbasis komponen, ERP berbasis web, dan
ERP yang modular yang bisa dipergunakan permodulnya.